Mendengar kata ini tentu kita semua memiliki sensasi sendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada yang merasa takut, merinding, seram, atau mungkin pikiran melayang dalam imajinasi seperti dalam film-film horor yang pernah kita saksikan. Kata ini lebih sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat spiritual. Tetapi apa pun reaksi saudara ketika mendengar kata ‘penampakan’ yang pasti hal ini memiliki arti tersendiri.
Nah, dalam Alkitab kata ini juga muncul dengan istilah ‘menampakan’ baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Dalam perjanjian lama TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dalam beberapa kesempatan. Cara ini dipakai Allah untuk memperkenal diri kepada Abraham dan memberikan janji kepada-Nya.
TUHAN menampakkan diri bukan untuk menakuti-nakuti tetapi Ia melakukannya untuk meneguhkan perjanjian-Nya, bahkan untuk memberikan dorongan semangat dan kekuatan kepada Abraham.
Dalam Perjanjian Baru hal itu juga dilakukan oleh Yesus Kristus setelah Ia mati di kayu Salib dan bangkit pada hari yang ketiga. Pertama-tama Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada kedua orang murid ketika keduanya dalam perjalanan keluar kota.
Akhirnya, Ia menampakkan diri kepada kesebelas murid ketika sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitannya. Yesus ingin meneguhkan para murid untuk percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati dan telah mengalah maut.
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada manusia. Pertama hal itu menunjukkan bahwa TUHAN dapat melakukan apa pun dan berkuasa atas segalanya. Kedua,
Yesus Kristus melakukan hal itu untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Anak Allah yang hidup dan berkuasa atas maut. Ketiga, cara ini dipakai Tuhan untuk meneguhkan iman percaya kita kepada-Nya.
Tindakan penampakkan diri yang dilakukan Allah memang hal yang spiritual tetapi bukan untuk menakut-nakuti. Tuhan melakukannya sebagai salah satu cara untuk menyatakan karya-Nya kepada manusia.
Sumber: Epifania News_Vol 04 Mei 2019