Nats:Keluaran 16:1-35
Tuhan ternyata meminta umat-Nya untuk berada dalam ketaatan. Tanpa ketaatan tidak mungkin berkenan kepada Tuhan. Ketaatan itu di tuntut tidak hanya pada zaman Israel kuno tetapi juga pada era ini secara khusus bagi orang Kristen Untuk berada dalam ketaatan, bukan hal yang mudah. Diperlukan usaha keras di dalamnya. Usaha keras itu melibatkan adanya komitmen, tidak boleh kompromi, tidak lupa dan tidak diperkenankan adanya unsur kesengajaan untuk berada dlm ketidaktaatan. Ketidaktaatan juga dipengaruhi unsur kepentingan. Perhatikan bangsa Israel. Terang-terangan diberikan petunjuk yang harus diperhatikan nyatanya dilanggar. Hal yang sama terjadi dalam kehidupan pada masa kini.
Ketaatan dalam memenuhi tuntutan Tuhan dibuktikan dengan tidak membuat perbandingan (ay.2-3). membanding-mandingkan adalah sebuah kelemahan. Bangsa Israel membandingkan saat di Mesir dan saat berada di perjalanan menuju tanah Kanaan. Pembuktian berikutnya adalah dengan tetap mengimani bahwa Tuhan ada ditengah-tengah keadaan yang sepertinya penuh dengan ketidakpastian(ay.3-12). Rasa ketidakpastian dapat menggoncangkan keyakinan karena kita menggunakan sudut pandang kita yang sangat terbatas. Situasi dalam ketidak pastian memengaruhi banyak orang seolah Tuhan tidak ada.
Pembuktian berikutnya adalah dengan memperhatikan untuk tidak terprovokasi hawa nafsu keserakahan (ay.16-18). Keserakahan merupakan tabiat manusia yang tidak disukai Tuhan, maka pembatasan dilakukan. Pembuktian yang terakhir adalah dengan selalu mengingat apa yang telah diperbuat Tuhan (ay.32-34). Manusia sering lupa atas hal-hal yang baik yang pernah dialami pada masa lalu. Tidak demikian dengan Tuhan. Ia mau umat-Nya selalu mengingat apa yang pernah Tuhan perbuat pada masa lalu. Ketaatan selalu berkaitan dengan pembuktian. Tidak ada ketaatan yang terpisah dari pembuktian. Apa pun itu mari kita belajar untuk berada dalam ketaatan. Tuhan pasti berkenan kepada kita.