Nats:( Kej.12:1-20)
Segala sesuatu bukan kebetulan. Itu narasi yang tepat untuk mereka yang beriman. Semua ada dan terjadi. Tidak berdiri sendiri-sendiri. Sebagai orang beriman ada yang sudah mengatur, merancang atau memprogramnya. Kalau bukan Allah, siapa lagi. Manusia siapa-pun dia, sehebat apa pun dan sepengalaman apa pun tidak mampu mendeteksi, apalagi memastikan. Hanya beriktiar, menerima dan menjalani. Allah yang selalu mengarahkan, membelokkan dan memutar arah demi kebaikan orang tersebut dan lebih lagi demi kemuliaan Tuhan.
Contoh nyata adalah Abram. Ia tidak tahu kalau dirinya di rancang dan di pilih Allah untuk menjadi alat di tangan-Nya. Ia sama seperti kebanyakan orang di eranya. Bekerja, menikah mencari penghidupan. Ia juga dipastikan sebelumnya menyembah yang bukan pencipta langit dan bumi. Terbukti saat Allah memanggil dirinya, ia diminta pergi meninggalkan negerinya(Kej.12:1). Dengan pergi jauh, ia akan diproses, mengalami Allah serta mengenal Allah lebih dalam lagi.
Saat mengenal Allah, Abram diperhadapkan dengan bencana kelaparan (Kel.12:10). Ia pun menyingkir ke mesir mencari aman. Ia tidak mau pasrah dan menyerah. Namun ia menyusun strategi supaya selamat yakni dengan berbohong (Kej.12:11-16). Dia berpikir dengan berbohong, dia akan selamat. Tanpa harus berbohong ia tetap akan selamat karena Allah sudah berjanji sebagai perisainya (Kej.12:3). Bukan kebetulan Abram ada di Mesir dalam peristiwa kelaparan itu. Allah menyatakan kepada Firaun dan kepada Abram bahwa Allah yang memilih Abram adalah Allah Perkasa. Allah membela Abram melalui tulah (Kej. 12:17). Sekali lagi bukan kebetulan Abram ada di Mesir, dengan ada di Mesir, Abram melihat dirinya dibela Allah (Kej. 12:20)
Sering orang melihat segala sesuatu terlepas dari Allah. Dilihat semua serba kebetulan. Berdiri sendiri-sendiri. Tidak sedikit yang tergelincir dan terjerembab dengan alasan mengikut Allah padahal dia menggunakan kekuatan sendiri. Kita seharusnya melihat apa yang sedang terjadi bukan kebetulan. Semua dalam pengetahuan dan seijin Allah. Tujuannya bukan akan membuat kita babak belur dan binasa. Allah mau kita taat dan berjalan penuh iman. Tanpa itu semua akan sia-sia dan tidak mendapatkan apa-apa. Mari jalani dan saling menyemangati. Ada kalanya kita seperti diperhadapkan dengan perapian. Penuh ketakutan. Ternyata di sana Allah pun ada.
Di era ini ada orang yang semakin bertumbuh baik secara kualitas maupun kuantitas. Ada yang semakin merosot. Bagi yang bertumbuh dengan memiliki kepekaan bahwa setiap kejadian yang dialami selalu ada campur tangan Allah. Orang itu paham bahwa Allah meluruskan, membelokkan dan memutarbalikkan arah hidup. Baginya Allah juga memberi yang belum ada, menambah yang sudah ada bahkan mengambil apa yang sudah ada pada kita. Jika Allah berkehendak. Itu semua untuk kebaikan seseorang dan kemuliaan Allah. Jadi tidak ada yang Kebetulan. Abram meninggalkan zona nyamannya, harus mengalami kelaparan, mengungsi ke Mesir menunjukkan bahwa tidak ada yang kebetulan.