Rut 2:1-23
Hidup susah dapat dialami oleh siapapun. Apalagi dengan latar belakang sebagai orang miskin. Bukan kesusahan dan kemiskinan yang perlu mendapat sorotan melainkan cara mengatasinya. Ada orang yang hidupnya benar-benar susah. Namun ia bangkit mengatasi kesusahannya. Tidak pasrah. Tidak meminta belas kasihan orang. Apapun dilakukan selagi halal dan ada peluang, ia mau dan maju untuk dapat keluar dari kesusahan hidup.
Alkitab mengisahkan ada tokoh yang bernama Rut. Ia orang asing di Yerusalem. Ia ada di kota itu karena cintanya kepada Tuhan dan kasihnya kepada mertuanya. Ia rela meninggalkan tanah kelahiran untuk hidup bersama mertua perempuannya yang bernama Naomi. Kehidupan Naomi dan Rut sangat memprihatinkan. Disinilah kita melihat bagaimana Rut mengatasi kesusahan dengan menyingkirkan rasa malu. Ia pergi memungut bulir-bulir jelai yang tersisa dan terbuang (ay.2, 7, 23).
Tidak banyak orang yang memiliki mental seperti Rut. Saat diperhadapkan dengan kesusahan hidup, yang terjadi adalah stres. Kehilangan arah hidup. Menyerah dengan kehidupan. Membuat diri dan keturunannya menderita. Tetap berada dalam lingkaran kesusahan dan kemiskinan.
Ada lagi yang mengharapkan belas kasihan dari keluarga, sahabat dan lingkungan sekitar. Ia mengurung diri dirumah. Menempatkan harga diri diatas kesusahannya. Pengalaman, kesarjanaan, relasi, keterampilannya menjadi sia-sia. Ia malu untuk mencari nafkah yang akan menafkahi diri dan keluarganya.
Terakhir adalah dengan menjadi peminta-minta. Bermental pengemis. Main drama dengan memanfaatkan kesusahan dan kemiskinan supaya orang lain ikut prihatin. Lalu tergerak hati dan memberikan bantuan. Mental yang seperti ini masih ada. Yakinlah Tuhan tidak akan suka dengan mental orang yang demikian.
Tuhan mau jika ada kesusahan hidup, berusaha mencari cara dan memanfaatkan peluang. Orang yang berusaha mencari cara dan memanfaat peluang pasti dibukakan jalan. Tuhan tidak akan pernah tutup mata. Tuhan akan memberkati dengan cara Tuhan. Perhatikan kisah Rut. Dalam sehari ia mampu mendapatkan kira-kira seefa jelai banyaknya (ay.17). Seefa jelai itu sudah lebih dari cukup.
Apabila saat ini anda sedang diperhadapkan dengan kesusahan, kemiskinan, kelaparan, tidak ada penghasilan? Kita tidak perlu malu untuk mencari pekerjaan. Tidak perlu malu sekalipun diremehkan orang. Singkirkan semua itu, mulailah berusaha dan bekerja. Daripada banyak menghayal dan duduk-duduk di tempat tongkrongan. Ingat seperti apa dan bagaimana kita ditentukan oleh tindakan dan sikap kita. Seperti apa dan bagaimana masa depan ditentukan oleh sikap dan tindakan kita saat ini.